Si Woles: Sewa & Wisata Sepeda di Jogja
  • Beranda
  • Sewa sepeda
    • Jenis sepeda
    • Biaya sewa sepeda
    • Syarat & cara sewa sepeda
    • Antar jemput sepeda
  • Tentang kami
    • Kontak kami
  • ENGLISH

Yogya kembangkan wisata berbasis sungai 

27/7/2012

3 Comments

 
Picture
Perumahan warga bantaran Sungai Code terlihat dari jembatan Gondolayu Yogyakarta. TEMPO/Arif Wibowo


















TEMPO.CO
, Yogyakarta - Pemerintah Kota Yogyakarta mulai mengembangkan gagasan wisata berbasis sungai untuk menambah jumlah tempat tujuan wisata di wilayahnya. “(Pengembangan wisata) sekarang museum dan kampung wisata,” kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta Yulia Rustianingsih seusai pembukaan Festival Jogja X Jogo di Kampung Serangan, Kelurahan Notoprajan, Kecamatan Ngampilan, Minggu, 25 Maret 2012.

Notoprajan merupakan satu di antara sembilan kampung wisata di Yogyakarta. Terletak di sisi Sungai Winongo, pemerintah membangun ruang terbuka hijau di satu sisi bantaran. Adapun di seberangnya terdapat sebuah panggung pementasan. Pada hari-hari tertentu, semisal Ahad ini, masyarakat menggelar pementasan berbagai kesenian dalam festival.

Selain Sungai Winongo, kata Yulia, fokus pengembangan wisata sungai juga difokuskan di bantaran Sungai Code. Di antara kampung wisata yang berada di sekitar sungai itu adalah Cokrodiningratan dan Brontokusuman. “Ada forum pegiat pariwisata di masing-masing kecamatan,” katanya menjelaskan konsep pengembangan wisata sungai itu.

Harus diakui, lanjut dia, sebagai kota tujuan wisata, tempat favorit bagi wisatawan di Yogyakarta adalah Malioboro dan Keraton Yogyakarta. Karena itu, pemerintah perlu gagasan jenis wisata baru untuk pengembangan wisata di Yogyakarta.

Giyatno, 52 tahun, seorang warga Kampung Serangan, mengatakan Sungai Winongo sekarang jauh lebih dangkal dari sekitar 30 tahun lalu. Airnya pun lebih jernih. Aktivitas mandi dan mencuci hingga mencari ikan masih bisa dilakukan saat itu. “Dulu segini,” kata lelaki kelahiran 1960 itu mengangkat tangan di depan dada untuk menggambarkan kedalaman sungai.

Namun kini, kedalaman sungai tak lebih dari pinggul orang dewasa. Bahkan, di beberapa titik, airnya hanya setinggi lutut. “Penduduk makin padat, orang banyak membuang sampah di sungai,” kata Ngajiman, 70 tahun, seorang warga yang lain.

Praktis, sambung lelaki kelahiran 1942 itu, aktivitas rumah tangga dan ekonomi pun tak lagi bisa dilakukan di Sungai Winongo. Sebaliknya, untuk mandi sehari-hari, ia harus membayar rata-rata Rp 60 ribu per bulan untuk tagihan air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). “Kalau ada seperti ini (ruang terbuka hijau), setidaknya ada penghasilan tambahan,” katanya.

Di sekitar ruang terbuka yang dibangun, kini berdiri bedeng semi-permanen yang bisa digunakan warga untuk berjualan makanan dan minuman. “Sungai tak hanya mendatangkan tuya (air), tapi jugaarta (uang),” kata Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti. (Anang Zakaria)

Sumber: www.tempo.co, 25 Maret 2012

3 Comments
Fikri link
23/6/2017 10:43:44 am

Sepedaan di Jogja paling asik di kawasan dalam Benteng. ngelewatin jalan-jalan kecil yg ga terlalu rame, sambil menyaksikan kegiatan warga setempat. apalagi kalo masih pagi, cukup romatis bersama pasangan.

Reply
Travel Malang Surabaya link
25/7/2017 01:27:43 pm

sekarang yogya kotanya menjadi tertata rapi memang kota yogya itu menjadi destinasi wisata favorit

Reply
Dewi Maliana link
27/7/2018 01:36:48 pm

Terimakasih untuk infonya sangat bermanfaat , ditunggu artikel selanjutnya

Reply



Leave a Reply.

    Wisata di Jogja

    Berisi tulisan seputar pariwisata di Jogja yang diambil dari berbagai sumber. Bisa menjadi acuan tujuan wisata bagi para pelancong yang sedang singgah.

    Arsip

    February 2013
    September 2012
    August 2012
    July 2012

    Kategori berita

    All
    Transportasi Jogja
    Wisata Alam
    Wisata Budaya
    Wisata Candi
    Wisata Kota
    Wisata Kuliner
    Wisata Sejarah

    RSS Feed

Powered by Create your own unique website with customizable templates.